Seringkali ketika menulis ditengah
– tengah paragraf, aku mandeg. Suka
bingung bagaimana meneruskan kalimat yang sudah ditulis sebelumnya. Kadang,
ketika sedang asyik menulis, aku jadi berfikir; apakah tulisanku bermanfaat
atau tidak? Bagaimana dengan struktur bahasanya. Sesuai dengan EYD atau tidak?
Kadang juga suka berfikir; siapkah aku bertanggung jawab terhadap tulisanku
sendiri ketika ada yang mengkritisi tulisanku? Ujung dari semua itu pasti
selalu sama; tidak meneruskan tulisan tersebut dalam waktu lama. Malah buat
tulisan baru.
Rasa takut itu manusiawi. Namun jika
seseorang dikuasai rasa takutnya terus
menerus. Bagaimana bisa maju? Harusnya biarkan saja tulisan itu menemui
pembacanya. Jika disuka, syukur. Jika tidak, perbaiki. Simple. Bukan berarti,
karena takut, menjadikan aku tidak menulis apa – apa. Itu salah. Takutlah jika
tidak berkarya. Tidak melakukan apa – apa untuk perubahan. Kerjaannya hanya menggerut dan menyalahkan Allah atas segala hal
yang menimpa dirinya.
Alhamdulillah, ditengah
inkosistensiku dalam menulis, aku masih setia membaca buku setiap hari –
minimal – sepuluh halaman. Sekarang sedang baca novelnya Gol A Gong berjudul
Balada Si Roy. Setelah sebelumnya baca Citra Rashmi – nya Tasaro GK.
Aku menjadikan baca buku sebagai
aktifitas wajib untuk memperkuat tulisanku nantinya. Sekalian belajar gaya
menulis dari buku – buku yang kubaca. Dari sekian banyak tulisan yang aku baca,
aku suka sekali dengan Goenawan Mohammad ketika ia menulis Catatan Pinggir. Aku
menyukai konsistensinya dalam menulis Catatan Pinggir. Tercatat, usia Catatan
Pinggir 40 tahun. Jika diasumsikan setiap Catatan Pinggir terbit 3 halaman,
berarti sepanjang hidupnya, Goenawan Mohammad telah menulis 6.240 halaman.
Terbukti, telah sepuluh buku ia torehkan hanya dari menulis kolom tersebut.
Belum lagi buku – buku lainnya diluar Catatan Pinggir. Luar biasa.
Boleh dibilang, aku coba
mengaplikasikan gaya menulisnya dalam setiap catatan di blogku ini meski –
boleh dibilang – sangat tidak berhasil karena bacaan yang kubaca dan cara
pandangku dalam menulis juga berbeda.
Senada dengan Goenawan Mohammad,
Salim A. Fillah juga pantas dijadikan figure
dalam menulis. Meskipun dituangkan dalam medium yang berbeda; facebook. Rajin
sekali ia memposting tulisan – tulisan menarik difans page dirinya yang hampir
setiap hari ia update. Disertai ayat alqur’an, hadits Nabi atau kalam ulama
untuk memperkuat tulisannya. Kadang, cerita masa lalu ia tuliskan juga didalam
FP – nya agar pembaca postingannya dapat mengambil hikmah dari setiap kata yang
ia rangkai. Untuk keduanya, sangat inspiratif.
Makanya, aku juga tidak boleh
kalah dari mereka berdua. Aku juga harus konsisten dalam menulis. Setidaknya
harus bisa menghasilkan satu halaman perminggunya. Bahkan kalau bisa lebih, agar
bisa diakui sebagai penulis seperti Goenawan Mohammad atau Salim A. Fillah yang
bisa menginspirasi banyak orang hingga tulisannya dibaca banyak orang.
Sumber: http://www.tarbiyah.net/2015/08/dituduh-tidak-sesuai-al-quran-dan.html |
Aku harus buang rasa takutku jauh –
jauh. Dikritik banyak orang itu wajar karena semua orang pasti mempunyai cara
berfikir yang berbeda. Jangan takut dikritik orang. Bahkan juga dihina. Namun dilain
sisi, tulisan tersebut harus bermanfaat orang banyak karena diakhirat sana,
semua semua amal perbuatanku – termasuk apa yang aku tulis – pasti akan
dimintai pertanggung jawaban oleh Allah SWT.
Tidak ada yang tidak masuk kedalam
perhitungan catatan amal diakhirat. Termasuk apa yang ditulis diblog, facebook,
twitter maupun media sosial lainnya.
5 komentar
Semangat berkarya bro. Makin banyak yang dibaca makin banyak yang ditulis..
BalasHapusSiap
HapusPertama, EYD sudah berubah namanya menjadi PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia).
BalasHapusKedua, ini mungkin akan jadi kritik, tulisanmu masih kurang rapi. Untuk isi, kurasa cukup baik. Hanya penyampaian dan penulisannya saja.
terima kasih atas masukannya kak
Hapusbermanfaat:D ditunggu artikel selanjutnya.
BalasHapustinggalkan jejak dibawah ini
PS:
sekiranya ingin menambah tali silaturrahim, silahkan follow twitter saya di @RealRiMuTho