keinginan yang terpendam

18.45.00

Sudah berapa lama aku tidak buat catatan? Kesibukan yang padat jadi alasan untuk tidak membuat catatan. Toh lagipula tidak ada yang bisa kucatat.
***
Sebenarnya apa sih yang sedang kucari dan kutuju?
Aku hanya ingin jadi sastrawan. Aku menyukai dunia yang bersifat seni; kebudayaan, musik dan film. Semenjak aku mulai membaca skenario film yang berjudul AKU dan jatuh cinta dengan tokoh yang bernama Chairil Anwar, aku mulai jatuh cinta dengan dunia yang kusebutkan diatas. Ya, mungkin dunia tulis – menulis yang paling dekat denganku.
Setelah aku mulai jatuh cinta dengan dunia sastra dan ingin memperdalam sastra, aku mulai membaca buku – buku sastra – novel, cerpen, puisi, dan esai sastra – walau yang kubaca sedikit sekali yang pro syari’ah. Hanya novel – novel karangan Habiburrahman El Shirazy yang pro syari’ah. Meski begitu, tidak menyurutkan minat dan rasa – ku untuk mendalami sastra. Malah, aku jadi tertantang untuk memperkenalkan islam yang sesungguhnya lewat jalur sastra. Menggali musik yang berhaluan islam dan lain sebagainya. Aku mengibaratkan kalau aku ini Gie dalam perspektif muslim. Jika dia memperjuangkan ideologinya lewat sastra dan organisasi, aku pun begitu. Akan aku babat habis ideologi yang berhaluan sekuler – liberal dan mulai melakukan islamisasi dalam berbagai lini, terutama dari segi sastra dan kebudayaan. Memperkenalkan kembali kesenian daerah dengan nafas kekinian. Karena aku berada dan lahir dalam masyarakat betawi, aku akan memperkenalkan kembali tarian – tarian tradisional masyarakat betawi, lenong dan lain sebagainya.
Aku rasa, dengan yayasan MAI, aku bisa memulai perjuangan ini – walau, yayasan tersebut lebih menjurus kepada pendidikan. Tak apa. Toh aku juga ingin menghafalkan alqur’an juga sekaligus kuliah ke jurusan yang memang kuminati. Nanti aku akan bicara dengan Ustadz Aslih dan Pak Sigit Kuntoro yang memimpin yayasan tersebut.
Sejak setahun yang lalu sampai detik ini, aku masih punya hubungan baik dengan yayasan tersebut. Dan juga, aku selalu membuka diri; siapa aku sebenarnya, darimana aku berasal dan apa keinginan dan kecenderungan diriku. Tentang aku yang tidak suka dengan ilmu yang sedang kudalami pun aku ceritakan padanya. Tak ada yang kututupi secuilpun darinya.
Memang sejak awal aku tertarik dengan beliau. Beliau mampu mendirikan dan menjalani yayasan tersebut dan bisa menghalau kristenisasi yang sedang menjalar disekitar yayasan itu. Setelah memperhatikan dan mendengar penuturan perjuangan beliau, aku jadi berkeinginan untuk membuat semacam tempat untuk berkreasi anak muda dalam bidang kesenian dan lain sebagainya. Sebagai wadah kreatifitas anak muda tapi sekaligus menggiring mereka untuk mengenal Allah dan rosulnya. Ya, islamisasi. Tempatnya mungkin lebih persis salihara yang ada di daerah Pejaten; ada ruangan untuk diskusi karya sastra atau politik, tempat wadah berkreasi anak muda dalam bidang teater, musik dan lain sebagainya. Hahahaha...... indah sekali mimpi itu. Semoga saja kesampaian suatu saat nanti. Tak apa kan bermimpi. Toh, tak dipungut biaya.
Aku hanya ingin berdakwah lewat cara yang berbeda. Lewat jalur yang kusuka; tulis – menulis, kesenian dan kebudayaan. Sekaligus menghafal alqur’an. Aku ingin menghajar kaum liberalis sekaligus membangun kembali peradaban islam yang mulai memudar seperti yang dicanangkan ustadz DR. Adian Husaini lewat MIUMI dan INSISTnya.




  • Share:

You Might Also Like

1 komentar

  1. yg mnjadi aneh hingga saar ini, keinginan yg dulu di idamkan anehnya skrg hilang bgitu sja.
    apa pnybbnya ya?

    nice blog ans post nya gan

    BalasHapus

tinggalkan jejak dibawah ini
PS:
sekiranya ingin menambah tali silaturrahim, silahkan follow twitter saya di @RealRiMuTho