islamisasi

05.41.00

Akhir – akhir ini aku sedang menggandrungi pemikiran seseorang. Seseorang yang berjuang untuk mengislamisasi pendidikan Indonesia. Menurut pemikirannya, pendidikan kita sekarang ini secara sistematis sedang disekulerkan. Terlihat dari sistem pendidikan di indonesia.
Siapa tokoh pendidikan Indonesia? Siapa yang berhasil menyatukan indonesia?
Kalau anda menjawab tokoh pendidikan indonesia adalah Ki Hajar Dewantara, anda salah. Kalau anda menjawab orang yang menyatukan indonesia adalah Mahapatih Gajah Mada, anda salah.
Menurut pendapat Dr. Adian Husaini – orang yang ingin mengislamisasi pendidikan dan sains Indonesia – tokoh pendidikan indonesia adalah K.H. Hasyim Asy’ari atau K.H. Ahmad Dahlan. Mengapa demikian? Karena beliau berdua, jauh sebelum Ki Hajar Dewantara sudah memperjuangkan pendidikan di Indonesia dengan organisasi yang beliau dirikan. K.H. Hasyim Asy’ari dengan NU dan pesantren yang didirikannya sebagai kendaraan pendidikannya sedangkan K.H. Ahmad Dahlan dengan organisasi Muhammadiyah. Sedangkan Ki Hajar Dewantara, apa sumbangsihnya terhadap kemajuan pendidikan di indoonesia? Bukan berarti mengecilkan perjuangkan beliau, tapi, masih ada orang yang lebih besar lagi sumbangsihnya untuk pendidikan di indonesia daripada beliau.
Dan lagi, Mahapatih Gajah Mada, benarkah ia yang menyatukan nusantara? Tidak. Yang berhasil menghancurkan kerajaan di seluruh nusantara, itu benar. Tapi yang menyatukannya adalah para ulama di indonesia dengan bahasa melayunya.
Aku belum terlalu memperdalam tentang pemikiran beliau karena – jujur saja – aku mendalami pemikiran beliau hanya lewat seminar – seminar di youtube. Belum berdiskusi secara langsung. Tapi aku mulai setuju dengan pemikirannya. Karena, sejujurnya, saat aku belajar sejarah indonesia terbitan pemerintah, aku selalu bertanya – tanya. Terutama tentang awal penciptaan manusia. Masihkah anda mempercayai bahwa manusia itu berawal dari evolusi kera? Kalau anda mempercayainya, berarti anda sekuler. Yang benar, manusia pertama itu adalah Nabi Adam AS. Dan beliau bukan berasal dari kera atau monyet. Pantaslah kalau anda kuliah atau mengejar pendidikan tinggi hanya untuk cari uang sebanyak – banyaknya. Harusnya, orang mencari pendidikan setinggi – tingginya agar kita bisa semakin mengenal dirinya dan semakin memperkuat iman orang tersebut. Terlebih untuk orang yang mengaku sebagai orang islam.
Sejatinya, aku sangat gandrung mempelajari sekularisme, liberalisme dan pluralisme. Tujuanku mempelajarinya adalah mencari kelemahan dari sistem tersebut. Sungguh, aku sangat ingin sekali menumpas paham tersebut. Terutama JIL. Sebuah komunitas yang, sebenarnya, sangat berbahaya. Sebab tujuan akhir dari sekularisme, liberalisme dan pluralisme adalah menjauhkan seseorang dari agamanya. Terlebih islam. Coba kita lihat orang – orang yang mempelajari paham tersebut, bukannya semakin tinggi imannya, malah ia semakin jauh dari agama. Masa, ada orang yang ingin mengkritisi alqur’an padahal alqur’an sendiri sungguh sakral. Tidak ada sebuah kesalahan sedikitpun darinya. Dan kebenarannya sangatlah absolut. Bahkan, Jikalau ada sebuah kisah yang sangat bertentangan dengan isi kandungan atau cerita yang ada didalam alqur’an, maka alqur’anlah yang dibenarkan
. Sedangkan kisah yang bertentangan dengannya dianggap salah atau sesat. Orang yang mengkritisi alqur’an bahkan berasal dari universitas islam. Yang seharusnya, kalau orang – orang yang keluar atau lulus dari universitas tersebut tingkat keimanannya sangat tinggi. Bukan sebaliknya.
Wal’iyaadzu billah. Semoga kita tidak terkena paham tersebut. Amin.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar

tinggalkan jejak dibawah ini
PS:
sekiranya ingin menambah tali silaturrahim, silahkan follow twitter saya di @RealRiMuTho