SYIAR;koordinator divisi danus

08.59.00

November. Jatah umur yang diberikan Allah semakin berkurang sedangkan aku tak yakin saat jatah umurku habis, aku berhak masuk ke dalam surga atau tidak. Aku hanya melakukan apa yang bisa kulakukan sekarang. Mencoba melaksanakan perintahNya semampuku. Masalah berhak masuk surga atau tidak, itu hak preogratifNya.
Akhir Desember nanti Badaris pusat akan melakukan kegiatan rutin tahunan. Dalam struktur kepanitiaan, aku mendapat jatah menjadi koordinator seksi danus. Alias dana usaha. Seksi ini tugasnya mencari dana sponsorship dan mencari perusahaan/usaha untuk kerja sama berjualan pada saat acara tersebut berlangsung. Pada intinya, seksi ini tugasnya adalah menambal kekurangan keuangan pada saat acara tersebut. Syukur – syukur nanti hasilnya malah surplus. Ini tantangan dan aku harus menaklukkan tantangan tersebut semaksimal mungkin. Aku harus berkoordinasi dengan seksi danus tahun kemarin. Kebetulan ada anggota seksi danus yang dulunya juga mas’ul Badaris Fatmawati. Akbar namanya. Dan kebetulan juga, dia pernah menjadi koordinator seksi danus tahun kemarin.
Nama acara akhir itu biasa disebut SYIAR. Kepanjangan dari Study Islam Alam Raya. Aku tak tahu pastinya kapan acara tersebut berawal. Tapi yang pasti, acara tersebut bertujuan mempersatukan semua pengurus cabang Badaris se – jabodetabek dan menjaring kader – kader da’wah yang baru sekaligus refreshing. Semoga saja saat berlangsungnya acara tersebut, bisa terjaring kader – kader da’wah yang baik khususnya yang ada di Fatmawati.
Ah, kader – kader da’wah? Akupun kadang tak yakin bisa menjaringnya. Perhatianku kepada UKM ini mulai berkurang. Sebab, fokusku sekarang – sekarang ini adalah ngeblog. Dan aku berusaha untuk ngeposting satu halaman setiap minggu. Untuk sekarang sih, belum konsisten. Tapi aku berusaha sekuat tenaga untuk konsisten. Mencoba untuk berdisiplin menulis setiap minggu satu halaman. Menumpahkan segala kegelisahan hati kedalam sebuah tulisan. Berharap ada yang membaca dan mengomentari tulisanku.
Hm...... jadi teringat masa awal – awal aku masuk Badaris. Dulu, waktu aku masuk ke UKM ini dikarenakan aku ingin masuk UKM yang kegiatannya mirip dengan pesantrenku dulu. Dan kupilih Badaris karena UKM tersebut berkaitan dengan agama dan insya allah, walau tidak mirip – mirip betul, ada beberapa kegiatan yang masih ada hubungannya dengan pesantren. Meski aku rada – rada kaget. Ada beberapa hal yang berbeda dari apa yang pernah kujalani saat aku berada dipesantren. Terutama soal qunut saat sholat shubuh. Awalnya aku kaget setengah mati sebab, aku yang sewaktu berada di pesantren biasa qunut – an tapi sekeluarnya dari pesantren malah tidak membaca doa qunut saat sholat shubuh. Tapi lambat laun aku mulai memahami dan mengerti. Selama seseorang itu punya dalil dan selama perbedaan soal itu tidak menyangkut dengan aqidah, tidak usah terlalu dipikirkan. Biarkan saja. Toh, waktu di pesantren dulu aku juga belajar kitab Bidayatul Mujtahid. Kitab yang menjelaskan tentang keberagaman madzhab. Terutama empat madzhab; Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hambali.
Tapi aku juga merasa sedih. Sedih sekali. Hafalan yang pernah kuhafal saat dipesantren dulu, sudah mulai pudar. Terlebih syair – syair bahasa arab. Padahal itu bagus. Tapi karena ketiadaan waktu dan catatan – catatan pelajaran dipesantren dulu hilang tidak berbekas. Karena setelah lulus, buku – buku tersebut tidak kubawa pulang. Kutinggalkan dipondok. Aku pesimis buku – bukuku masih ada. Hm...... memang penyesalan itu diakhir. Semoga suatu saat nanti, pelajaran yang pernah kuhafal dan kupelajari waktu dipondok kemarin kembali. Entah bagaimana caranya.



  • Share:

You Might Also Like

0 komentar

tinggalkan jejak dibawah ini
PS:
sekiranya ingin menambah tali silaturrahim, silahkan follow twitter saya di @RealRiMuTho