Postingan Yang Tertunda

01.42.00

Sebenarnya, aku membuat tulisan ini beberapa hari yang lalu. Hanya saja, karena ada kesibukan yang lebih mendesak, aku menunda untuk mempostingnya. Lagipula, tulisan itu belum selesai. Belum sampai satu halaman. Hehehehehehe.
Sekitar sebulan yang lalu aku menghadiri pernikahan seorang teman. Mantan ketua Badaris Kramba (kramat – salemba) tahun kemarin. Datang jam dua, baru pulang sekitar jam sembilan –an. Sebenarnya setelah ini, kami, teman – teman Badaris Fatmawati, Mabit di sebuah masjid didaerah UI. Tapi kami mengurungkannya karena ada suatu hal yang menyebabkan kami menunda acara tersebut. Dan juga, sebenarnya aku tidak ingin menghadiri acara pernikahan Akhina Marto. Sebab sebelumnya aku sudah janji dengan temanku kalau aku akan menghadiri workshop tentang seni pertunjukkan di TIM. Tapi karena aku lupa mendaftar, aku tidak jadi kesana. Walau ingin sekali. Siapa tahu aku bisa bertemu dan diajari seniman teater keren macam Butet Kertaradjasa atau yang lainnya. Hehehehe....... tak apa kan berkhayal sedikit. Toh, gratis.
Saat bersalaman dengannya, aku mengucapkan sebuah doa dengan suara lirih. Mungkin, Marto tidak terlalu mendengarnya. Doa tersebut juga dijadikan reff oleh Maher Zein dalam lagunya yang berjudul Barokallah.
“Semoga Allah memberi berkah padamu, semoga Allah memberi berkah atasmu, dan semoga Ia mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan” (HR. Abu Dawud (1819), Tirmidzi (1011), dan yang lainnya, dishohihkan oleh Albani)
Aku lupa tepatnya kapan aku tahu reff tersebut adalah doa untuk dua orang yang sedang berbahagia karena sudah menyempurnakan sebagian dari agamanya. Yang pasti, aku senang mendoakan seseorang dan semoga dengan doa yang kupanjatkan untuk seseorang, berimbas baik untukku. Toh, kita juga dianjurkan mendoakan yang baik – baik untuk saudara sesama muslim.
Sampai sekarang aku masih mempunyai mimpi yang sama, bisa menulis novel. Targetku, akhir tahun depan setidaknya novel sudah jadi. Tinggal dikirim ke penerbit. Hanya saja, sampai sekarang aku masih belum mulai apa – apa. Aku masih terlalu sibuk di UKM kampus. Terlebih, aku diamanatkan untuk menjadi ketua. Sekarang ini, setidaknya aku bisa konsisten untuk menulis di blog satu halaman seminggu sekali. Menuangkan segala pikiran dan gagasan kedalam secarik kertas yang bisa dibaca oleh semua orang. Semoga dengan dituangkannya segala kegelisahan diri dalam secarik kertas, membuat otak dan hati sedikit lega.
Sebenarnya, bisa sih membagi waktu antara kuliah, Badaris dan menulis. Hanya saja, aku kurang terlatih untuk membagi waktu. Bukan berarti tidak bisa. Asma Nadia saja bisa kok membagi waktu mengurusi penerbitan yang dia punya, menulis novel, travelling dan mendirikan rumah baca. Kurang sibuk apa dia? Sedangkan aku tidak ada apa – apanya dibandingkan dirinya. Padahal, dia juga punya keluarga yang harus dia urusi dan punya beberapa penyakit yang dideritanya. Aku hanya perlu latihan saja. Dan aku tidak boleh melepas salah satu dari tiga fokus itu. Aku hanya perlu latihan membagi waktu antara kuliah, badaris dan menulis. Menulis juga tidak harus full time. Dalam satu minggu, aku hanya diharuskan menulis satu halaman dan mempostingnya didalam blog. Just it. Tidak sulit. Hanya perlu mencoba.
Ya, ada konsekuensi dari itu. Yaitu, mungkin aku akan kekurangan waktu tidur. Tak apa. Toh, namanya juga berjuang. Tidak ada yang mudah dari sebuah perjuangan. Semakin tinggi sebuah impian, maka badai yang harus dihadapi juga pasti besar.





  • Share:

You Might Also Like

0 komentar

tinggalkan jejak dibawah ini
PS:
sekiranya ingin menambah tali silaturrahim, silahkan follow twitter saya di @RealRiMuTho