ceritaku dimalam minggu

04.01.00

Sabtu kemarin aku i’tikaf dimasjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat. Niatku ke sana sebenarnya hanyalah sekedar memperpendek jarak menuju Istana Merdeka. Sebab, pagi harinya ada acara Independence Day Run. Kalau berangkat dari rumah, aku takut tidak bisa datang tepat waktu. Acaranya saja dimulai jam 6 pagi sedangkan aku selama libur semester empat ini sulit sekali untuk bangun pagi. Maka alternatifnya adalah mencari tempat terdekat agar aku bisa tiba disana tepat waktu. Alhamdulillah, aku menemukan solusinya. Masjid Sunda Kelapa mengadakan acara i’tikaf sekaligus bedah film Haji Backpacker. Yang hadir disana ada Danial Rifky yang bertindak sebagai sutradara dan dua pemain film tersebut – Abimana Aryasatya dan Pipik Dian Irawati. dari dialog dan dari trailer yang ditayangkan selama beberapa menit aku menyimpulkan sepertinya filmnya seru dan patut ditonton. Terlebih, film tersebut menceritakan tentang Mada, yang diperankan oleh Abimana, yang kecewa dengan Tuhan dan berusaha lari dariNya dengan cara backpacking. Tidak tanggung – tanggung, sembilan negara ia kunjungi untuk mensukseskan pelariannya dari Tuhan. Diantaranya, Arab Saudi, Thailand, China dan beberapa negara lainnya. Dibeberapa negara tersebut ia mendapatkan pengalaman yang beragam. Seperti di China, ia bertemu dengan sosok tukang pijit yang diperankan oleh Claudya Chintya Bella.
Dari pengalaman selama syuting diberbagai negara, Danial Rifky bercerita tentang kesannya syuting di Thailand. Sebab ia hanya diperbolehkan syuting selama, kira – kira, sembilan jam dan harus beradegan fighting. Dan katanya, cukup ribet. Bahasa yang menjadi salah satu faktor kendalanya. Disana, katanya, tidak banyak yang bisa berbahasa inggris.
Sebenarnya aku ingin bertanya tentang proses syuting dimulai dari ide cerita, bertemu/menemukan produser hingga film itu berhasil tayang dibioskop. Setelah aku bertanya keteman sebelahku, katanya, hal itu sudah diceritakan olehnya. Hm........
Setelah bedah film yang berlangsung dua jam, dilanjutkan oleh Cholidi Asadil Alam yang bercerita tentang bagaimana prosesnya hingga ia bisa masuk ke industri film dan apa tujuannya ia masuk ke dunia film. Katanya, ia masuk kedunia film tidak hanya demi mendapat rejeki saja, ada tujuan lain. Yaitu ia ingin berdakwah. Mensyiarkan agama islam. Makanya, ia berusaha sebisa mungkin menjaga diri dari hal – hal yang sifatnya tidak baik. Bersentuhan dengan lawan jenispun ia tidak mau. Meskipun hanya didalam sebuah film yang ceritanya suami – istri. Subhanallah. Sebegitu usahanya ia menjaga kesucian diri dan menghindar dari fitnah.
Tak lama kemudian disambung ceramah dari seorang ustadz namun aku tidak menyimaknya sebab aku sibuk ngobrol dengan anggota remaja masjid sana. Aku bertanya – tanya tentang biaya dan apa saja kegiatan yang ada di masjid Sunda Kelapa. Setelah aku mendengar biaya pendaftaran sebesar Rp. 450. 000, aku langsung tersenyum hambar. Tidak sanggup mendaftar jika biayanya sebesar itu. Dari brosur yang diberikan saat registrasi, sepertinya acaranya seru. Tidak hanya mengaji saja. Ada acara berkunjung ke museum dan lain sebagainya.
Acara selesai jam setengah dua belas, tidur dilanjutkan sholat qiyamul lail. Paginya aku mengikuti acara Independence Day Run. Transit dulu dimasjid At – Taibin yang kebetulan teman satu organisasiku menjadi merbot sana. Pulang dari sana, kakiku gempor. Pegal sekali. Untung saja aku bisa sholat Dhuha sebentar meski dilaksanakan jam sebelas dan dalam keadaan masih memakai celana training dan kaus.
Hanya saja, yang disayangkan, aku tidak dapat hadiah. Padahal hadiahnya besar dan banyak. Hehehehehe........

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar

tinggalkan jejak dibawah ini
PS:
sekiranya ingin menambah tali silaturrahim, silahkan follow twitter saya di @RealRiMuTho